Rabu, 02 November 2011

RESENSI FILM AYAT-AYAT CINTA.

Film Ayat-Ayat Cinta buah dari karya tangan dingin anak bangsa Hanung Bramantyo.

Film ini,Walaupun tak dibumbui dengan nyanyian dan goyangan aduhai tapi film ini terasa sekali dengan film-film dari negeri Paman Thakur itu. Terkesan simbol film Hindi terasa dan terlihat. Baik dari setting pemandangannya serta mengambil shot-shot yang sering kali saya lihat di film-film lain nya.

Bukan itu saja di film ituBaik dari kisah cinta sejati (soulmate), kisah anak kepada orangtuanya, dramatis, melankolis dan sentimentil serta ada konfli Memang film ini beda dengan film-film sebelumnya dari sutradara yang bernama asli Setiawan Hanung Bramantyo (lahir di Yogyakarta pada 1 Oktober 1975).

dia adalah seorang sutradara asal Indonesia. Sutradara Terbaik lewat film arahannya, Brownies tahun 2005 (untuk Piala Citra - film layar lebar). Ia juga dinominasikan sebagai Sutradara Terbaik untuk film cerita lepasnya, Sayekti dan Hanafi, namun yang kemudian mendapatkan penghargaan adalah Guntur Soehardjanto. Pada Festival Film Indonesia 2007 ia kembali terpilih sebagai Sutradara Terbaik melalui film Get Married. Diantara fil-film yang mebedakan dari film tersebut adalah Get Married (2007) Legenda Sundel Bolong (2007) Kamulah Satu-Satunya (2007) Lentera Merah (2006) Jomblo (2006) Sayekti dan Hanafi (TV) (2005) Catatan Akhir Sekolah (2005), Brownies (2005) Film ini terkesan beda k-- kadang bisa di tebak saat pas di ending-nya Ya, begitulah yang saya lihat dari keseluruhan usai melihat film ini.

saya melihat film ini terkesan mau cepat jadi tidak dilihat secara mendetail. Apalagi ketika tokoh utama ketiga, bernama Maria. Ketiak tokoh ini memasuki "dunia barunya" yakni memeluk Islam. Terlihat sangat terburu-buru dan kurang melihat keganjalan. Bukankah Maria sudah masuk Islam? Seharusnya tanda--maaf--salib di tangannya itu seharusnya terhapuskan. Jangan terlihat ditonjolkan saat darah segar keluar dari hidungnya Maria. Entahlah, apakah memang tidak mengetahuinya atau memang seperti keadaanya.

Hal ini juga terlihat ketika ada adegan-adegan seharusnya tidak pertontonkan malah dipertontonkan. Seperti ketika Fahri sedang memadu kasih dengan mahramnya--Aisyah di pelaminan.

Tapi ada yang yamg membuat saya bangga dengan film Hanung kali ini. Yakni mengenai tata cahaya (lighting-nya) dan visual gambarnya sungguih amazing saya katakana—tidak terlepas seperti saya katakn tadi sebelumnya. Seperti saya menonton film-film Hindi Sungguh sangat bagus Hanung menggambarkan keadaan kota Mesir. Baik dari sungai Nilnya ketika Maria menulis sebuah curhatan dirinya tentang Fahri yang tiba-tiba keluar darah dari hidungnya. Serta kubah mesjid yang diatasnya terdapat seekor burung menambah eloknya gambar film itu. Ditambah lagi ketika saat ending kematian Maria dimana Fahri bergandengan tangan Aisyah di padang pasir yang panas sekali sungguh membuat akhir dari film itu

Adapun nama-nama pemain/actor uama dalam film ayat-ayat cinta tersebut:

Fahri Bin Abdullah Shiddiq

Maria

Aisha

Noura

Nurul Azkiya

Ini lah sekilas refrensi dari film di tanah air kita,yang menurut saya film ini sanagat lah bagus,mendidik dan banyak mengandung pengalaman serta pengetahuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar