Jumat, 04 November 2011

Bali (Senin, 26.09.2011).

Perang tidak selalu berakhir dengan pertumpahan darah.

Di Badung, Bali perang justru dilakukan demi kebersamaan dan sebagai ungkapan atas hasil panen yang melimpah. Perang ini dinamakan perang ketupat, karena senjata yang mereka gunakan adalah ketupat.

Perang tipat atau perang ketupat adalah nama sebuah tradisi unik warga Desa Kapal di Kabupaten Badung,Bali.

Yang digelar khusus pasca panen padi atau palawija setiap setahun sekali.Sebelum perangtipat dimulai, seluruh warga desa bersembahyang bersama agar diberi kelancaran dalam melaksanakan tradisi ini.

Sementara ketupat yang akan digunakan sebagai media berperang juga didoakan para pemangku, agar tidak mencelakai warga saat berperang.

Usai berdoa,tradisi perang ketupat dimulai.Meski berkonotasi perang,namun tidak ada dendam, karena semuanya dilakukan semata-mata untuk kebersamaan.

Dengan perang ketupat ini, warga desa berharap akan selalu diberikan rejeki yang melimpah serta kemakmuran bersama dan terhindar dari kekeringan dan paceklik pada masa yang akan dating,kelak kata warga tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar